Jokowi: Pencapaian Pembangunan Berkelanjutan Harus Kolektif

Nusa Dua, CNN Indonesia — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) harus dilakukan bersama-sama.

Hal itu disampaikan Jokowi usai menghadiri Pertemuan Pemimpin Negara Anggota Asosiasi Negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN Leaders Gathering) di Nusa Dua, Bali. Pertemuan ini merupakan acara paralel dalam rangkaian Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-World Bank) 2018.

“Pencapaian tujuan SDGs tidak bisa dilakukan secara isolatif oleh satu negara, tanpa bekerja sama dengan negara lain. Pencapaian SDGs membutuhkan kepemimpinan global dan berbagi tanggung jawab,” ujar Jokowi saat memberikan pernyataan usai menghadiri ASEAN Leadership Gathering di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10).

Dalam pertemuan yang bertema ‘Achieving SDGs and Overcoming Development Goals Through Regional Collaborative Action’ tersebut disinggung beberapa hal.

Pertama, pentingnya ada mekanisme kerja sama di kawasan dan global bagi pembangunan berkelanjutan pasca bencana. Kedua, pentingnya memprioritaskan SDGs dalam pembangunan di masing-masing negara. Ketiga, sinergi antara organisasi kawasan dan organisasi internasional serta lembaga keuangan bagi pencapaian SDGs penting sekali artinya.

“Terkait dengan ASEAN, penting bagi ASEAN dan PBB untuk terus mensinergikan Visi Masyarakat ASEAN 2025 dengan Agenda 2030,” ujarnya.

Jokowi mengungkapkan salah satu tantangan yang dihadapi dalam pencapaian SDGs adalah masalah pendanaan. Karenanya, Indonesia mendorong pengembangan sumber pendanaan inovatif seperti blended finance.

Tak hanya iti, upaya pencapaian SDGs juga perlu memanfaatkan kemajuan teknologi.

“Saya contohkan, berkembangnya aplikasi Ruang Guru di Indonesia,” ujarnya.

Di ASEAN, lanjut Jokowi, pencapaian SDG sudah cukup maju. Hal itu tercermin dari angka kemiskinan Asia yang telah turun sekitar 68 persen dalam 15 tahun.

Indonesia, lanjut Jokowi, menjadikan upaya pencapaian SDG sebagai agenda prioritas. Terlebih, Indonesia merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Hasilnya, angka kemiskinan di Indonesia telah menurun ke level satu digit menjadi 9,8 persen pada 2018. Kemudian, akses air bersih ke rumah tangga juga meningkat menjadi 76,74 persen, dan akses pelayanana kesehatan ke masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 77,78 persen.

Selain itu, angka stunting pada anak turun menjadi 29,6 persen, angka pendidikan inklusif juga naik dengan angka partisipadi pendidikan dasar menjadi 108,5 persen.

“Tidak kalah penting adalah kemajuan besar pada infrastruktur dalam empat tahun terakhir sebagai perwujudan tujuan nomor 9 dalam SDGs,” ujarnya.

Pemimpin ASEAN juga sependapat terkait pentingnya untuk mengurangi disparitas atau jurang pembangunan di masing-masing negara anggota dan antar negara ASEAN.

“Langkah ini penting untuk memastikan tidak ada yang tertinggal di belakang,” ujar Jokowi.

Dalam pertemuan tersebut, lanjut Jokowi, para pemimpin negara kembali menyampaikan simpati dan duka cita terhadap korban dan keluarga korban bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat.

“Indonesia menyampaikan apresiasi atas solidaritas yang ditunjukkan oleh dunia ke ASEAN dan kepada Indonesia,” ujarnya.

 

Menurut Jokowi, Indonesia akan terus bekerja keras dengan optimistis untuk menyelesaikan situasi tanggap darurat dan dilanjutkan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi.

ASEAN Leaders Gathering dihadiri oleh 10 Kepala Negara Anggota ASEAN, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Christine Lagarde, dan Presiden Bank Dunia Kim Jim Yong. (sfr/lav)

 

Sumber : www.cnnindonesia.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top